Headlines News :
Home » » Profil dan Sejarah singkat Masjid Tiban Malang

Profil dan Sejarah singkat Masjid Tiban Malang

Written By nur jannah on Kamis, 02 Maret 2017 | 19.25

                                

                                         Masjid Tiban Malang


adalah Masjid yang dibangun oleh Romo KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam pada tahun 1976.Masjid megah ini terletak di Jalan KH Wahid Hasyim, Gang Anyar RT 27 RW 06 Desa Sanarejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Warga lokal memberi nama masjid itu dengan nama Masjid Jin atau Masjid. Menurut warga lokal konon masjid itu ada secara tiba-tiba tanpa diketahui bagaimana kisah dibangunnya. Bangunan megah itu bukanlah sebuah masjid melainkan Pondok Pesantren yang bernama Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah yang mempunyai makna Laut Madu atau " Fadilah Rohmat".

                                    Pembangunan Masjid


Bangunan utama pondok dan masjid tersebut sudah mencapai 10 lantai, tingkat 1 sampai dengan 4 digunakan sebagai tempat kegiatan para Santri Pondokan, lantai 6 seperti ruang keluarga, sedangkan lantai 5, 7, 8 terdapat toko-toko kecil yang di kelola oleh para Santriwati (Santri Wanita), berbagai macam makanan ringan dijual dengan harga murah, selain itu ada juga barang-barang yang dijual berupa pakaian Sarung, Sajadah, Jilbab, Tasbih dan sebagainya.

Tak hanya unik, di dalam pondok pesesantren tersebut juga tersedia kolam renang, dilengkapi perahu yang hanya khusus untuk dinaiki wisatawan anak-anak. Di dalam komplek pondok pesesantren itu juga terdapat berbagai jenis binatang seperti Kijang, Monyet, Kelinci, aneka jenis Ayam dan Burung.

Arsitek dari pembangunan pondok pesesantren ini bukanlah seseorang yang belajar dari ilmu arsitektur perguruan tinggi, melainkan hasil dari istikharah pemilik pondok, KH Achmad Bahru Mafdloludin Sholeh. Karenanya, bentuknya menjadi sangat unik, seperti perpaduan Timur Tengah, China dan Modern.

Untuk pembangunannya pun tidak menggunakan alat-alat berat dan modern seperti halnya untuk membangun gedung bertingkat. Semuanya dikerjakan oleh para santri yang berjumlah 250 orang dan beberapa penduduk di sekitar pondok. Romo Kiai sudah mulai membangun pondok dengan material apa adanya. Contohnya, waktu itu adanya baru Batu Merah saja maka Batu Merah itulah yang dipasang dengan luluh (adonan) dari Tanah Liat (Lumpur atau Ledok).
  Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Turen  





Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Masjid Besar Indah di Indonesia - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template